Aku adalah anak kedua dari 3 (sekarang 4) bersaudara, kakak perempuan dan adik laki-laki. Dari kecil aku bertingkah atau bersikap seperti laki-laki, mungkin karena saat dikandungan orang tua ku mengharapkan aku adalah laki-laki. Dalam hatiku tumbuh rasa gagah dan ingin melindungi, juga waspada. Aku belajar dengan melihat papa ku yang begitu besar, gagah dan kekar. Tapi aku tidak lebih dari seorang anak introver, yang kurang berani untuk bergaul dengan teman lainnya. Saat istirahat, aku hanya berdiri di luar pintu kelas, mengharap ada teman yang mengajakku bermain atau ke kantin. Jika kuperhatikan, aku dikelilingi teman-teman jika mereka membutuhkan aku. Jika tidak, mereka seakan tidak melihatku. Sedih..Karena perasaan itu ada sampai aku kuliah.
Kesadaran aku akan Tuhan terpupuk sejak aku sekolah minggu. Aku mengagumi Yesus karena Dia cinta semua anak. Yesus tidak membeda-bedakan. Dia tulus mencintai anak-anak. Setiap aku bersedih untuk hal apapun, aku selalu datang padaNya dan mengadu. Aku membayangkan diriku sedang dalam pangkuanNya. Indah benar rasanya. Segala sedihku sirna dalam sekejap. Dan itu selalu kulakukan hingga kini, mengadukan segala keluh dan kesahku di pangkuanNya. Dan tak pernah lelah Dia menghadapi segala keluh dan kesahku.
Beranjak SMU aku mulai mengenal gereja kharismatik. Di sana aku dimuridkan. Aku belajar banyak tentang kebenaran Firman Tuhan, namun ada sebagian yang tidak sehingga aku meninggalkan gereja tersebut. Namun, rasa haus akan kebenaran Firman Tuhan tak pernah surut dari hatiku.
Suatu hari, aku menginap di rumah nenek ku. Saat pagi (tahun 1999, awal aku masuk kuliah), aku menemukan tumpukan buletin mingguan gereja Tiberias di bawah meja. Aku tertarik membacanya. Jika kusimak, sepertinya kata-kata yang tertulis terus berulang di buletin-buletin lainnya. Seharusnya aku bosan. Apalagi kata-katanya kurang kumengerti maksudnya, namun hatiku tertarik. Hingga tanteku menganjurkan aku untuk gereja di Tiberias. Dan aku melakukannya, hingga kini. Di Tiberias, banyak hal yang kupelajari dan alami, dan membuatku bertumbuh dan membentuk karakterku. Aku bersuka cita penuh telah bertumbuh di Tiberias. Seperti moto Tiberias, "Mempersiapkan jemaat yang kudus, missionaris dan siap ke surga", kini sudah waktunya bagiku untuk menjadi missionarisnya Allah..Dan siap ke surga. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar