Kamis, 14 April 2011

Ternyata... Bukan aku yang "memilih Dia"....

Setelah aku beribadah di Tibe beberapa bulan, pada suatu saat, kira-kira tahun 2000 saya mengikuti suatu ibadah, dimana pembicaranya adalah Pastue Israel Low. Beliau adalah pastur yang dikaruniai karunia bernubuat (yang sering kulihat, beliau bernubuat untuk per kelompok yang dia tunjuk). Saat itu, aku sangat ingin Tuhan memberikan nubuatNya untuk ku... Aku begitu penasaran apa yang ada dipikiranNya Allah tentang aku.

Dari sejak kecil, aku sangat ingin di sayang Tuhan dan tidak mau kehilangan Dia, karena aku merasa tidak ada orang yang mau menerima aku apa adanya seperti Dia menerima aku. Sampaidi dalam hatiku, aku berkomitmen untuk tetap memilih Dia meski apapun yang terjadi - mau dilarang gereja, mau sakit, mau punya masalah besar, atau lainnya... aku tetap memilih Dia sebagai Tuhan dan juru selamat hidupku.

Namun Tuhan berkata lain....

Pada ibadah tersebut di atas itulah, aku baru mengerti...

Di tengah ibadah yang berlangsung, aku mengikrarkan kembali kata-kata di atas, bahwa apapun yang terjadi aku akan tetap memilih Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat ku yang hidup. Tak berapa lama, hati ku tiba-tiba diingatkan pada ayat FT yang berkata "Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Aku yang memilih kamu...". Aku menyangkalnya pada saat itu. Meski FT berkata demikian, aku tetap memilih Tuhan.

Selang beberapa menit, mungkin 10-20 menit setelah kejadian tersebut, aku mendengar suatu suara di telinga kanan ku(aku juga bingung, kenapa cuma sebelah yang dengar, padahal kedua telingaku normal). Kata-kata yang ku dengar sebagai berikut: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu." Yoh 15:16. Aku mencari-cari asal suara, tapi tidak kulihat ada orang yang sedang berbicara kepadaku. Semua orang sedang fokus pada ibah yang sedang berlangsung. LAlu aku mencoba untuk mengabaikannya.

Akhirnya, apa yang ku harapkan menghampiri kelompok dimana aku termasuk di dalamnya. Sang pembicara tiba-tiba terdiam, tidak langsung menyampaikan nubuatan Allah, seakan-akan beliau sedang mendengarkan instruksi dari Tuhan (dan memang itu yang aku yakin terjadi).

Tiba-tiba sang pengkhotbah membuka mulutnya menyampaikan pesan Allah, yang sebenarnya tidak kusangka-sangka/harapkan terucap bagi ku... Demikian perkataan sang pengkhotbah "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."

Apa maksudNya??? Mengapa Dia ingin sekali aku mengerti kebenaran FT tersebut? Apa aku telah salah berikrar??? Atau aku salah pengertian selama ini, bahwa memang sebenarnya dari awal Tuhan menciptakan aku, Dia yang telah memilih aku????

Tahun-tahun berikutnya, hingga kinipun, Tuhan menyingkapkan pengertian/pewahyuan dari ayat FT tersebut bagi ku. Bahwa Tuhan tidak hanya memilih aku tetapi juga menetapkan aku untuk pergi dan menghasilkan buah, dan buah itu tetap. dan apa yang kuminta kepada Bapa di dalam nama yesu, pasti diberikan kepadaku. Ini bukan hanya nubuatan/kata-kata FT saja, tetapi Dia telah buktikan nyata di dalam hidupku. FT tersebut adalah bagian yang Tuhan beri bagi ku sebagai peneguhan Panggilan Tuhan atas ku. Setiap aku lemah dang ingin meninggalkan panggilanku, Dia membukakan kembali ayat ini, supaya aku tetap di jalurku dan menerima yang terbaik dari Allah.

Terima kasih Tuhan, Engkau sungguh baik bagi ku.

Senin, 20 September 2010

Kisah-Ku

Aku adalah anak kedua dari 3 (sekarang 4) bersaudara, kakak perempuan dan adik laki-laki. Dari kecil aku bertingkah atau bersikap seperti laki-laki, mungkin karena saat dikandungan orang tua ku mengharapkan aku adalah laki-laki. Dalam hatiku tumbuh rasa gagah dan ingin melindungi, juga waspada. Aku belajar dengan melihat papa ku yang begitu besar, gagah dan kekar. Tapi aku tidak lebih dari seorang anak introver, yang kurang berani untuk bergaul dengan teman lainnya. Saat istirahat, aku hanya berdiri di luar pintu kelas, mengharap ada teman yang mengajakku bermain atau ke kantin. Jika kuperhatikan, aku dikelilingi teman-teman jika mereka membutuhkan aku. Jika tidak, mereka seakan tidak melihatku. Sedih..Karena perasaan itu ada sampai aku kuliah.

Kesadaran aku akan Tuhan terpupuk sejak aku sekolah minggu. Aku mengagumi Yesus karena Dia cinta semua anak. Yesus tidak membeda-bedakan. Dia tulus mencintai anak-anak. Setiap aku bersedih untuk hal apapun, aku selalu datang padaNya dan mengadu. Aku membayangkan diriku sedang dalam pangkuanNya. Indah benar rasanya. Segala sedihku sirna dalam sekejap. Dan itu selalu kulakukan hingga kini, mengadukan segala keluh dan kesahku di pangkuanNya. Dan tak pernah lelah Dia menghadapi segala keluh dan kesahku.

Beranjak SMU aku mulai mengenal gereja kharismatik. Di sana aku dimuridkan. Aku belajar banyak tentang kebenaran Firman Tuhan, namun ada sebagian yang tidak sehingga aku meninggalkan gereja tersebut. Namun, rasa haus akan kebenaran Firman Tuhan tak pernah surut dari hatiku.

Suatu hari, aku menginap di rumah nenek ku. Saat pagi (tahun 1999, awal aku masuk kuliah), aku menemukan tumpukan buletin mingguan gereja Tiberias di bawah meja. Aku tertarik membacanya. Jika kusimak, sepertinya kata-kata yang tertulis terus berulang di buletin-buletin lainnya. Seharusnya aku bosan. Apalagi kata-katanya kurang kumengerti maksudnya, namun hatiku tertarik. Hingga tanteku menganjurkan aku untuk gereja di Tiberias. Dan aku melakukannya, hingga kini. Di Tiberias, banyak hal yang kupelajari dan alami, dan membuatku bertumbuh dan membentuk karakterku. Aku bersuka cita penuh telah bertumbuh di Tiberias. Seperti moto Tiberias, "Mempersiapkan jemaat yang kudus, missionaris dan siap ke surga", kini sudah waktunya bagiku untuk menjadi missionarisnya Allah..Dan siap ke surga. Amin.